Pencetus dan Penjelasan Teori Gunung Es Dalam Psikologi
Teori Gunung Es Dalam Psikologi - Pernah mendengar Teori Gunung Es Dalam dunia Psikologi? Apa itu Teori Gunung Es dalam Dunia Psikologi? Siapa pencetus teori Gunung Es Dalam Psikologi? Dan Berkaitan tentang apakah teori Gunung Es tersebut? Dan Menjelaskan tentang apakah teori gunung es tersebut? Berikut penjelasannya.
< Pertama kali dicetuskan oleh Bapak Psikologi, Sigmund Freud. Sigmund Freud, menggunakan perumpamaan gunung es ini untuk menjelaskan teorinya tentang pikiran manusia. Sigmund Freud memaparkan dan mengibaratkan bagian atas gunung es yang terlihat sebagai pikiran sadar manusia atau biasa dikenal dengan conscious mind. Selanjutnya di bawah pikiran sadar terdapat bagian yang disebut pikiran prasadar atau bahasa ilmiahnya dikenal dengan sebutan subconscious mind, dan bagian terbesar dari gunung es terletak di bagian paling bawah yang tidak terlihat. Inilah yang dikenal dengan senutan pikiran tak sadar atau unconscious mind.
Dapat dikatakan bahwa apa yang bisa di lihat dari seorang manusia, Baik itu pilihan tindakan dan perkataan adalah alam sadar atau mungkin bisa juga alam prasadar. Sementara pikiran tak sadar yang mengambil bagian paling besar dari pikiran manusia tak pernah bisa kita lihat. Jika dihubungkan dengan teori kesuksesan, kita tak bisa membantah bahwa seseorang biasanya memperoleh kesuksesan setelah melakukan berbagai pilihan tindakan atau perkataan yang dapat dilihat atau secara nyata dilakukannya sebgaimana dalam teori decision making dalam psikologi .
Namun demikian, latar belakang keputusan, tindakan, dan perkataannya sebenarnya berasal dari gunung es besar pikiran yang ada di bawahnya. Jika melihat keberhasilan atau kesuksesan seseorang pernahkan Anda berpikir untuk setiap tahap dan proses yang telah dilaluinya untuk mencapainya?. Psikoanalisis merupakan salah satu aliran dalam ilmu psikologi yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisis atau Freudianisme adalah aliran yang mengacu pada teori-teori yang dikemukakan oleh Freud semasa hidupnya.
Teori Gunung Es Dalam Psikologi Sigmund Freud mengtakan bahwa perilaku ditentukan oleh alam bawah sadar yang berisi insting atau naluri alamiah dan dorongan biologis manusia. Freud beranggapan, perilaku yang nampak dan ditunjukan seseorang adalah akibat dari konflik-konflik alam bawah sadar yang tidak nampak seperti juga pada teori harga diri dalam psikologi . Kondisi psikis yang tidak nampak tersebut oleh Freud dibagi ke dalam tiga struktur kesadaran manusia, yaitu: sadar (conscious), prasadar (preconscious), tak sadar(unconscious).
1. Sadar (conscious)
Pada tingkat kesadaran ini berisi semua hal yang pernah dicermati pada saat tertentu. Hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental (ingatan, persepsi terahdap suat hal, perasaan dan pikiran) yang masuk ke dalam tingkat kesadaran ini. Semua proses yang terjadi pada tingkat kesadaran ini (ingatan, persepsi, perasaan dan pikiran) merupakan hasil dari penyaringan yang di atur oleh stimulus dan tidak akan bertahan lama. Proses mental yang terjadi kemudian akan ditekan dan masuk ke dalam prasadar (preconscious) atau taksadar (unconscious).
2. Prasadar (preconscious)
Prasadar atau preconscious disebut juga available memory (ingatan siap), di mana tingkatan ini menjadi jembatan antara sadar dan tak sadar. Karena fungsinya yang menjadi jembatan maka tingkatan prasadar berisi materi-materi yang berasal dari sadar (conscious) \ dan tak sadar (unconscious). Ketika apa yang pernah dialami tidak lagi dicermati maka semua proses akan dipindahkan ke dalam prasadar lalu kemudian ke tak sadar. Namun sewaktu-waktu, ingatan dari tak sadar bisa saja muncul ke prasadar dalam bentuk simbolik berupa mimpi, salah ucap atau gerakan refleks serta mekanisme pertahanan diri.
3. Tidak sadar (unconscious)
Bagian ini merupakan tingkatan terdalam dari struktur kesadaran manusia menurut Freud. Secara khusus Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetikmelainkan sebuah kenyataan yang empirik. Tingkatan tak sadar atau lebih umum dikenal sebagai alam bawah sadar manusia ini berisi insting atau naluri, rangsangan-rangsangan, dorongan yang alamiah dibawa manusia sejak lahir, dan pengalaman traumatik yang direpresikan atau ditekan dari tingkatan sadar ke tak sadar. Semua proses mental yang ditekan ke dalam tak sadar mampu bertahan lama serta dapat mempengaruhi perilaku manusia tanpa disadari.
Pembagian tingkatan kesadaran yang dikemukakan oleh Freud dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es (iceberg). Es yang selalu berada dipermukaan air hanya menyisakan sedikit bagian yang nampak ke permukaan dan sebagian besar berada di bawah permukaan air. Hal ini sama seperti tingkatan kesadaran manusia di mana proses mental lebih banyak terjadi pada tingkatan tak sadar dan hanya sedikit yang berada pada tingkatan sadar dalam psikologi komunikasi .
Es yang sebagian besar berada di bawah permukaan air diibaratkan sebagai tingkatan tak sadar manusia, sedangkan bagian es yang sejajar dengan permukaan air adalah tingkatan prasadar dan es yang berada diatas permukaan air adalah alam sadar manusia. Selain membagi proses mental menjadi tiga tingkatan kesadaran, dalam perkembangannya Freud juga membagi proses dinamika psikologi manusia ke dalam tiga komponen penting yang saling bersangkutan satu sama lain dalam menghasilkan perilaku.
Pendapat Freud mengenai insting yang menjadi faktor pendorong utama psikologis yang muncul tanpa dipelajari melainkan ada sejak manusia dilahirkan menjadikan insting sebagai unsur utama energi psikis.Insting memiliki dua ciri khas yang sangat penting, yakni: ciri konservatif (pelestarian) dan ciri repetitif (perulangan) sebagimana teori bawaaan dalam psikologi antropologi .
Maksudnya, insting selalu menggunakan sesedikit mungkin jumlah energi yang di perlukan untuk melaksanakan aktivitas tertentu dan kemudian mengembalikan organisme kepada keadaannya yang semula, dan hal itu terjadi secara berulang-ulang. Dalam sistem Freud, insting bertindak sebagai perangsang pikiran mendorong individu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Insting juga bisa dipandang sebagai gambaran psikologis dari proses biologis yang berlangsung.
Psikoanalisis dalam perkembangannya mendapatkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Sebagian setuju dengan pendapat Freud bahwa perilaku manusia banyak didominasi oleh sesuatu yang tidak diasadari namun sebagian lainnya menentang. Mereka yang tidak sepakat dengan pendapat Freud ini beranggapan bahwa ada banyak hal yang jelas disadari oleh manusia yang menuntun mereka melakukan sebuah tindakan, tidak semata-mata hanya karena adanya dorongan insting seperti kebutuhan seks sebgaimana teori dorongan dalam psikologi
Namun demikian, apa yang telah disampaikan Freud tentunya dapat dijadikan dasar dan salah satu literatur dalam menangani kasus-kasus psikologi yang ada di lingkungan dan teori citra pada perusahaan . Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan akan selalu berkembang dan tidak stagnan, seperti halnya Ana Freud, Adler dan Jung yang mengembangkan teori berdasarkan psikoanalisis, sehingga munculah istilah Psikoanalisis Klasik (Freud) dan Psikoanalisis Kontemporer yaitu pengembangan dari psikoanalisis.
Demikianlah Penjelasan Teori Gunung Es Dalam Psikologi, Pencetus Teori Gunung Es dalam Psikologi. Teori ini di ambil dari situs PakarKomunikasi.Com.
Posting Komentar untuk "Pencetus dan Penjelasan Teori Gunung Es Dalam Psikologi"
Posting Komentar